Paru-paru (Bahasa Inggris: Lung, dari kata Latin pulmones
untuk paru-paru.) adalah organ utama pada sistem pernapasan (respirasi)
dan berhubungan dengan sistem peredaran darah (sirkulasi) dan juga
sistem ekskresi. Fungsinya adalah untuk menukar oksigen dari udara
dengan karbon dioksida dari darah atau sering disebut “bernapas”. Pada
umumnya paru-paru terdapat pada hewan mamalia termasuk juga manusia.
1. Anatomi Paru-Paru
Paru-paru
terletak di dalam rongga dada (mediastinum), dilindungi oleh struktur
tulang selangka. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut
diafragma. Berat paru-paru kanan sekitar 620 gram, sedangkan paru-paru
kiri sekitar 560 gram. Masing-masing paru-paru dipisahkan satu sama lain
oleh jantung dan pembuluh-pembuluh besar serta struktur-struktur lain
di dalam rongga dada. Selaput yang membungkus paru-paru disebut pleura.
Paru-paru terbenam bebas dalam rongga pleuranya sendiri. Paru-paru
dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura dibagi menjadi dua
yaitu:
-
Pleura visceral (selaput dada pembungkus), yaitu selaput paru yang langsung membungkus paru.
-
Pleura parietal, yaitu selaput yang melapisi rongga dada luar.
Antara
kedua pleura ini terdapat ronggga (kavum) yang disebut kavum pleura.
Pada keadaan normal, kavum pleura ini hampa udara, sehingga paru-paru
dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan (eksudat) yang
berguna untuk meminyaki permukaan pleura, menghindari gesekan antara
paru-paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernafas.
Paru-paru
kanan sedikit lebih besar dari paru-paru kiri dan terdiri atas tiga
gelambir (lobus) yaitu gelambir atas (lobus superior), gelambir tengah
(lobus medius), dan gelambir bawah (lobus inferior). Sedangkan paru-paru
kiri terdiri atas dua gelambir yaitu gelambir atas (lobus superior) dan
gelambir bawah (lobus inferior). Tiap-tiap lobus terdiri dari belahan
yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai sepuluh
segmen, yaitu lima buah segmen pada lobus superior, dan lima buah segmen
pada inferior. Paru-paru kanan mempunyai sepuluh segmen, yaitu lima
buah segmen pada lobus superior, dua buah segmen pada lobus medial, dan
tiga buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini masih terbagi
lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus. Diantara lobulus
satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi
pembuluh darah getah bening dan saraf, dalam tiap-tiap lobulus terdapat
sebuah bronkeolus. Di dalam lobulus, bronkeolus ini bercabang-cabang
yang disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada
alveolus yang diameternya antara 0,2 – 0,3 mm.
Paru-paru
merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari gelembung
(gelembung hawa, alveoli, atau alveolus). Pada gelembung inilah terjadi
pertukaran udara di dalam darah, O2 masuk ke dalam darah dan CO2
dikeluarkan dari darah. Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel
epitel dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya ± 90m2.
Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700juta buah. Ukurannya
bervariasi, tergantung lokasi anatomisnya, semakin negatif tekanan
intrapleura di apeks, ukuran alveolus akan semakin besar. Ada dua tipe
sel epitel alveolus. Tipe I berukuran besar, datar dan berbentuk
skuamosa, bertanggungjawab untuk pertukaran udara. Sedangkan tipe II,
yaitu pneumosit granular, tidak ikut serta dalam pertukaran udara.
Sel-sel tipe II inilah yang memproduksi surfaktan, yang melapisi
alveolus dan mencegah kolapnya alveolus.
2. Fungsi Paru-Paru
Paru-paru
berfungsi sebagai pertukaran oksigen dan karbondioksida yang tidak
dibutuhkan tubuh. Selain itu masih banyak lagi fungsi paru-paru
diantaranya sebagai penjaga keseimbangan asam basa tubuh. bila terjadi
acidosis, maka tubuh akan mengkompensasi dengan mengeluarkan banyak
karbondioksida yang bersifat asam ke luar tubuh. Dalam sistem ekskresi, fungsi paru-paru adalah untuk mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Dalam sistem pernapasan,
fungsi paru-paru adalah untuk proses pertukaran oksigen dan
karbondioksida di dalam darah. Dalam sistem peredaran darah, fungsi
paru-paru adalah untuk membuang karbondioksida di dalam darah dan
menggantinya dengan oksigen.
Didalam
paru-paru terjadi proses pertukaran antara gas oksigen dan
karbondioksida. Setelah membebaskan oksigen, sel-sel darah merah
menangkap karbondioksida sebagai hasil metabolisme tubuh yang akan
dibawa ke paru-paru. Di paru-paru karbondioksida dan uap air dilepaskan
dan dikeluarkan dari paru-paru melalui hidung.
3. Fisiologi Paru-Paru
Fungsi
paru-paru adalah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada
pernapasan melalui paru-paru, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut.
Pada waktu bernapas, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronkhial ke
alveoli, dan dapat erat dengan darah di dalam kapiler pulmonaris. Hanya
satu lapisan membran , yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan
oksigen dari darah. Oksigen menembus membran ini dan dipungut oleh
hemoglobin sel darah merah dan dibawa ke jantung. Dari sini, dipompa di
dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada
tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen
jenuh oksigen. Di dalam paru-paru, karbon dioksida adalah salah satu
hasil buangan metabolisme, menembus membran alveoler-kapiler dari
kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial dan trakhea,
dinapaskan keluar melalui hidung dan mulut.
Oksigen
dalam tubuh dapat diatur menurut keperluan. Manusia sangat membutuhkan
oksigen dalam hidupnya, kalau tidak mendapatkan oksigen selama 4 menit
akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat diperbaiki dan
bias menimbulkan kematian. Kalau penyediaan oksigen berkurang akan
menimbulkan kacau pikiran dan anoksia serebralis, misalnya orang bekerja
pada ruangan yang sempit, tertutup, ruang kapal, ketel uap, dll. bila
oksigen tidak mencukupi maka warna darah merahnya hilang berganti
menjadi kebiru-biruan misalnya di bibir, telinga, lengan, dan kaki
(sianosis).
Pengambilan
udara pernapasan dikenal dengan inspirasi dan pengeluaran udara
pernapasan disebut dengan ekspirasi. Mekanisme pertukaran udara
pernapasan berlangsung di alveolus disebut pernapasan eksternal. Udara
pernapasan selanjutnya diangkut oleh hemoglobin dalam eritrosit untuk
dipertukarkan ke dalam sel. Peristiwa pertukaran udara pernapasan dari
darah menuju sel disebut pernapasan internal. Aktivitas inspirasi dan
ekspirasi pada saat bernapas selain melibatkan alat-alat pernapasan juga
melibatkan beberapa otot yang ada pada tulang rusuk dan otot diafragma
(selaput pembatas rongga dada dengan rongga perut). Masuk keluarnya
udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam
rongga dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar
rongga dada lebih besar maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila
tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar. Sehubungan
dengan organ yang terlibat dalam pemasukkan udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi) maka
mekanisme pernapasan dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada dan perut terjadi secara
bersamaan.
Sebagian
udara yang dihirup oleh seseorang tidak pernah sampai pada daerah
pertukaran gas, tetapi tetap berada dalam saluran napas di mana pada
tempat ini tidak terjadi pertukaran gas, seperti pada hidung, faring dan
trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi, sebab tidak berguna dalam
proses pertukaran gas. Pada waktu ekspirasi, yang pertama kali
dikeluarkan adalah udara ruang rugi, sebelum udara di alveoli sampai ke
udara luar. Oleh karena itu, ruang rugi merupakan kerugian dari gas
ekspirasi paru-paru. Ruang rugi dibedakan lagi menjadi ruang rugi
anatomik dan ruang rugi fisiologik. Ruang rugi anatomik meliputi volume
seluruh ruang sistem pernapasan selain alveoli dan daerah pertukaran gas
lain yang berkaitan erat. Kadang-kadang, sebagian alveoli sendiri tidak
berungsi atau hanya sebagian berfungsi karena tidak adanya atau
buruknya aliran darah yang melewati kapiler paru-paru yang berdekatan.
Oleh karena itu, dari segi fungsional, alveoli ini harus juga dianggap
sebagai ruang rugi dan disebut sebagai ruang rugi fisiologis.
3.1. Pernapasan Dada
Pada
pernapasan dada, otot yang berperan penting adalah otot antar tulang
rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang
rusuk luar yang berperan dalam mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang
rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rusuk
ke posisi semula.
a. Inspirasi
Fase
ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga rongga dada
mengembang. Pengembangan rongga dada menyebabkan volume paru-paru juga
mengembang akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil
daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
b. Ekspirasi
Fase
ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antartulang rusuk ke
posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga
dada menjadi kecil. Rongga dada yang mengecil menyebabkan volume
paru-paru juga mengecil sehingga tekanan di dalam rongga dada menjadi
lebih besar daripada tekanan luar. Hal tersebut menyebabkan udara dalam
rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
3.2. Pernapasan Perut
Pernapasan
perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas
otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada
a. Inspirasi
Pada
saat pengambilan udara (inspirasi) tahap-tahap yang terjadi dan dapat
dirasakan adalah diafragma berkontraksi sehingga diafragma menjadi datar
dan otot antartulang rusuk sebelah luar juga berkontraksi yang diikuti
dengan terangkatnya tulang rusuk yang menyebabkan rongga dada membesar.
Membesarnya rongga dada ini menyebabkan tekanan di dalam rongga dada
mengecil sehingga memungkinkan paru-paru dapat mengembang. Mengembangnya
paru-paru memungkinkan tekanan di dalam ruang paru-paru mengecil bahkan
lebih kecil dari udara luar sehingga udara dapat masuk secara berurutan
ke lubang hidung - rongga hidung > faring > trakea (melaui
glottis) > bronkus (kanan-kiri) > bercabang 22×
(bronkiolus-bronkiolus) alveolus (kantong-kantong kecil).
b. Ekspirasi
Pada
saat pengeluaran udara (ekspirasi) tahap-tahap yang dapat dirasakan
adalah diafragma relaksasi sehingga kembali ke posisis semula dan otot
antarrusuk dalam kontraksi menyebabkan tulang rusuk kembali ke posisi
semula sehingga rongga dada mengecil. Rongga dada mengecil sehingga
menyebabkan tekanan di dalam rongga dada meningkat yang mengakibatkan
ruang paru-paru mengecil.Mengecilnya ruang paru-paru menyebabkan
membesaranya tekanan di dalam paru-paru sehingga udara akan mengalir
keluar dari alveolus melalui bronkiolus > bronkus > trakea glotis
> faring > rongga hidung > lubang hidung.
4. Bagian-Bagian Paru-Paru
Berikut adalah bagian-bagian paru-paru. Semua penjelasannya menggunakan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan gambar sistem pernapasan tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa paru-paru terdiri dari:
-
Trakea
-
Bronkus
-
Rongga pleura
-
Paru-paru kanan
-
Paru-paru kiri
-
Tulang rusuk
-
Otot intercosta
-
Diafragma
Berikut adalah penjelasan dari beberapa bagian penting paru-paru:
-
Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya udara. Udara yang dihirup dari hidung dan mulut akan ditarik ke trachea menuju paru-paru.
-
Bronchi
merupakan batang yang menghubungkan paru-paru kanan dan kiri dengan
trachea. Udara dari trachea akan di bawa keparu-paru lewat batang ini.
-
Bronchioles
merupakan cabang-cabang dari bronchi berupa tabung-tabung kecil yang
jumlahnya sekitar 30.000 buah untuk satu paru-paru. Bronchioles ini akan
membawa oksigen lebih jauh ke dalam paru-paru.
-
Alveoli
merupakan ujung dari bronchioles yang jumlahnya sekitar 600 juta pada
paru-paru manusia dewasa. Pada aveoli ini oksigen akan didifusi menjadi
karbondioksida yang diambil dari dalam darah.
5. Proses Pernapasan di Dalam Paru-Paru
Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut: rongga hidung > faring > trakea > bronkus > paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Proses
pernapasan pada manusia dimulai dari hidung. Udara yang diisap pada
waktu menarik nafas (inspirasi) biasanya masuk melalui lubang hidung (nares)
kiri dan kanan selain melalui mulut. Pada saat masuk, udara disaring
oleh bulu hidung yang terdapat di bagian dalam lubang hidung.
Pada
waktu menarik napas, otot diafragma berkontraksi. Semula kedudukan
diafragma melengkung keatas sekarang menjadi lurus sehingga rongga dada
menjadi mengembang. Hal ini disebut pernapasan perut. Bersamaan dengan
kontraksi otot diafragma, otot-otot tulang rusuk juga berkontraksi
sehingga rongga dada mengembang. Hal ini disebut pernapasan dada.
Akibat
mengembangnya rongga dada, maka tekanan dalam rongga dada menjadi
berkurang, sehingga udara dari luar masuk melalui hidung selanjutnya
melalui saluran pernapasan akhirnya udara masuk ke dalam paru-paru,
sehingga paru-paru mengembang.
Setelah melewati rongga hidung, udara masuk ke kerongkongan bagian atas (naro-pharinx) lalu kebawah untuk selanjutnya masuk tenggorokan (larynx).
Setelah melalui tenggorokan, udara masuk ke batang tenggorok atau trachea, dari sana diteruskan ke saluran yang bernama bronchus atau bronkus. Saluran bronkus ini terdiri dari beberapa tingkat percabangan dan akhirnya berhubungan di alveolus di paru-paru. Jika Oksigen sudah sampai pada bronkus, maka oksigen siap untuk masuk ke dalam saluran paru-paru.
Oksigen
akan berdifusi lewat pembuluh darah berupa kapiler-kapiler arteri
dengan cara difusi. Kapiler-kapiler ini terdapat pada alveolus yang
merupakan cabang dari Bronkiolus. Pada alveolus ini akan terjadi
pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.
Udara yang diserap melalui alveolus akan masuk ke dalam kapiler yang selanjutnya dialirkan ke vena pulmonalis
atau pembuluh balik paru-paru. Oksigen diikat oleh hemoglobin dalam
sel-sel darah merah (eritrosit). Dari sana darah akan dialirkan ke
serambi kiri jantung, lalu diedarkan ke seluruh sel-sel tubuh yang
nantinya akan digunakan oleh mitokondoria alam respirasi tingkat seluler
untuk menghasilkan energi berupa ATP (Adenosin Tripospat).
Selanjutnya
udara yang mengandung gas karbon dioksida akan dikeluarkan melalui
hidung kembali. Karbondioksida akan dibawa oleh kapiler vena untuk
dibawa ke alveolus dan akan dikeluarkan di alveolus melalui proses
respirasi. Pengeluaran napas disebabkan karena melemasnya otot diafragma
dan otot-otot rusuk dan juga dibantu dengan berkontraksinya otot perut.
Diafragma menjadi melengkung ke atas, tulang-tulang rusuk turun ke
bawah dan bergerak ke arah dalam, akibatnya rongga dada mengecil
sehingga tekanan dalam rongga dada naik. Dengan naiknya tekanan dalam
rongga dada, maka udara dari dalam paru-paru keluar melewati saluran
pernapasan.
Ringkasan jalannya Udara Pernapasan:
-
Udara masuk melalui lubang hidung
-
melewati nasofaring
-
melewati oral farink
-
melewati glotis
-
masuk ke trakea
-
masuk ke percabangan trakea yang disebut bronchus
-
masuk ke percabangan bronchus yang disebut bronchiolus
-
udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
6. Kapasitas Paru-Paru
Kapasitas paru-paru adalah kemampuan paru-paru menampung udara pernapasan yang dapat diuraikan sebagai berikut.
-
Udara tidal, yaitu udara yang keluar masuk paru-paru pada saat pernapasan biasa. Jumlah volume udaranya sebesar 500 mL.
-
Udara komplementer, yaitu udara yang masih dapat dihirup setelah inspirasi biasa. Besar volume udaranya sekitar 1,5 liter.
-
Udara
suplementer, yaitu udara yang masih dapat dikeluarkan setelah melakukan
ekspirasi biasa. Besar volume udaranya sekitar 1,5 liter.
-
Kapasitas
vital paru-paru, yaitu kemampuan paru-paru untuk melakukan respirasi
sekuat-kuatnya atau merupakan jumlah udara tidal, udara komplementer,
dan udara suplementer. Jadi besarnya volume kapasitas vital paru-paru
kurang lebih 4 liter.
Kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.
-
Udara
residu, yaitu udara yang masih terdapat di dalam paru-paru setelah
melakukan respirasi sekuat-kuatnya. Jumlahnya kurang lebih 500 mL.
-
Volume total paru-paru (total lung volume), yaitu seluruh udara yang dapat ditampung oleh paru-paru.
V total paru-paru = V sisa + Kapasitas Vital
Dalam
keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4.500 cc. Udara
ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia.
Walaupun
demikian, kapasitas vital udara yang digunakan dalam proses bernapas
mencapai 3.500 cc, yang 1.000 cc merupakan sisa udara yang tidak dapat
digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau
udara sisa. Kapasitas vital setiap orang berbeda-beda. Kapasitas vital
dapat kalian rasakan saat kalian menghirup napas sedalam mungkin dan
kemudian menghembuskanya sekuat mungkin. Cara mengukurnya dapat
dilakukan dengan alat spirometer. Spirometer merupakan alat pengukur
kapasitas paru-paru seseorang. Spirometer yang konvensional terbuat
seperti tangki yang memiliki selang. Seseorang yang ingin mengetahui
kapasitas paru-parunya dapat menghembuskan napas pada selang. Pada alat
yang lebih modern, spirometer telah dihubungkan dengan komputer.
Dalam
keadaan normal, kegiatan inspirasi dan ekspirasi dalam bernapas hanya
menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal ±
500 cc).Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk
paru-paru pada pernapasan normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi
maupun ekspirasi menggunakan sekitar 1.500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume =
1.500 cc). Dengan demikian, udara yang digunakan dalam proses
pernapasan memiliki volume antara 500 cc hingga sekitar 3.500 cc.
Besarnya volume udara pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain ukuran alat pernapasan, kemampuan dan
kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
7. Penyakit Paru-Paru
7.1. Pneumonia (radang paru-paru)
Salah
satu jenis-jenis penyakit paru-paru yang berbahaya adalah pneumonia
atau disebut juga dengan radang paru-paru. Pneumonia dapat timbul di
berbagai daerah di paru-paru. Pneumonia lobar menyerang sebuah lobus
atau potongan besar paru-paru. Pneumonia lobar adalah bentuk pneumonia
yang mempengaruhi area yang luas dan terus-menerus dari lobus paru-paru.
Selain itu, ada juga yang disebut bronkopneumonia yang menyerang seberkas jaringan di salah satu paru-paru atau keduanya.
7.2. Flu burung
Flu
burung atau avian influenza adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus yang biasanya menjangkiti burung dan mamalia. Penyebab flu
burung adalah virus influensa tipe A yang menyebar antar unggas. Virus
ini kemudian ditemukan mampu pula menyebar ke spesies lain seperti babi,
kucing, anjing, harimau, dan manusia.
Virus
ini dapat menular melalui udara ataupun kontak melalui makanan,
minuman, dan sentuhan. Namun demikian, virus ini akan mati dalam suhu
yang tinggi. Oleh karena itu daging, telur, dan hewan harus dimasak
dengan matang untuk menghindari penularan. Kebersihan diri perlu dijaga
pula dengan mencuci tangan dengan antiseptik. Kebersihan tubuh dan
pakaian juga perlu dijaga.
Virus
dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Bahan makanan yang didinginkan
atau dibekukan dapat menyimpan virus. Tangan harus dicuci sebelum dan
setelah memasak atau menyentuh bahan makanan mentah.
Unggas
sebaiknya tidak dipelihara di dalam rumah atau ruangan tempat tinggal.
Peternakan harus dijauhkan dari perumahan untuk mengurangi risiko
penularan.
Gejala
umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, keluhan pernafasan dan
(mungkin) perut. Perkembangan virus dalam tubuh dapat berjalan cepat
sehingga pasien perlu segera mendapatkan pengobatan.
7.3. Penyakit Legionnaries
Jenis-jenis
penyakit paru-paru lainnya adalah legionnaries. Penyakit paru-paru yang
satu ini disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk infeksinya
mirip dengan pneumonia.
Penyebab
penyakit legionnaries adalah bakteri legionella, sebuah bakteri
berbentuk batang yang ditemukan di sebagian besar sumber air. Mereka
dapat berlipat ganda sangat cepat. Mereka terdapat di sistem pipa ledeng
atau di mana pun yang air bisa menggenang.
Penyakit
Legionnaire pertama kali dijelaskan pada 1976 setelah terjadi wabah
penyakit yang mirip penumonia berat pada veteran perang di sebuah
konvensi American legion. Penyakit ini lebih banyak menyerang laki-laki.
7.4. Flu babi (Swine influenza)
Flu
babi adalah kasus-kasus influensa yang disebabkan oleh virus
Orthomyxoviridae yang biasanya menyerang babi. Flu babi menginfeksi
manusia tiap tahun dan biasanya ditemukan pada orang-orang yang
bersentuhan dengan babi, meskipun ditemukan juga kasus-kasus penularan
dari manusia ke manusia. Gejala virus termasuk demam, disorientasi,
kekakuan pada sendi, muntah-muntah, dan kehilangan kesadaran yang
berakhir pada kematian
Menurut
Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat, gejala
influensa ini mirip dengan influensa. Gejalanya seperti demam, batuk,
sakit pada kerongkongan, sakit pada tubuh, kepala, panas dingin, dan
lemah lesu. Beberapa penderita juga melaporkan buang air besar dan
muntah-muntah.
7.5. Efusi pleura
Cairan
berlebih di dalam membran berlapis ganda yang mengelilingi paru-paru
disebut efusi pleura. Dua lapis membran yang melapisi paru-paru atau
pleura dilumasi oleh sedikit cairan yang memungkinkan paru-paru
mengembang dan berkontraksi dengan halus dalam dinding dada. Infeksi
seperti pneumonia dan tuberkulosis, gagal jantung, dan beberapa kanker
dapat menimbulkan pengumpulan cairan di antara pleura. Jumlahnya bisa
mencapai tiga liter yang menekan paru-paru.
7.6. Faringitis
Faringitis
adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorokkan atau
faring. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorokan. Radang ini bisa
disebabkan oleh virus atau kuman, pada saat daya tahan tubuh lemah.
Pengobatan dengan antibiotika hanya efektif apabila karena terkena
kuman. Kadangkala makan makanan yang sehat dengan buah-buahan yang
banyak, disertai dengan vitamin bisa menolong.
7.7. Tuberkulosis (TBC)
Jenis-jenis
penyakit paru-paru lainnya adalah Tuberkulosis atau disingkat TB
merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi yang menyerang jaringan
paru-paru. Penyebab seseorang mengidap TB adalah bakteri mycobacterium
tuberculosis. Sebagian besar orang memiliki mikroba TB di dalam
tubuhnya, tapi mikroba ini hanya menyebabkan penyakit di beberapa orang
saja, biasanya jika imunitas atau kekebalan tubuh orang itu menurun.
7.8. Pneumotoraks
Pneumotoraks
adalah penyakit yang terdapat di selaput paru atau yang disebut pleura.
Pneumotoraks terjadi jika satu atau kedua membran pleura tertembus dan
udara masuk ke dalam rongga pleura menyebabkan paru-paru mengempis.
Membran pleura dipisahkan oleh lapisan cairan pleura sangat tipis yang
melumasi gerakan mereka. Keseimbangan tekanan antara dinding dada,
lapisan pleura, dan jaringan paru-paru memungkinkan paru-paru “terisap”
ke dalam dinding dada.
Pada
pneumotoraks, udara masuk ke dalam rongga pleura. Keseimbangan tekanan
pun berubah dan paru-paru mengempis. Jika lebih banyak udara yang masuk
ke dalam rongga tapi tidak dapat keluar, tekanan di sekitar paru-paru
semakin tinggi yang dapat mengancam jiwa.
Pneumotoraks
spontan dapat terjadi akibat pecahnya alveolus yang membesar secara
abnormal di permukaan paru-paru atau akibat kondisi paru-paru, seperti
asma. Penyebab lain adalah patah tulang rusuk dan luka dada.
7.9. Emfisema
Emfisema
disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus adalah
gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita
emfisema, volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang
sehat karena karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru
terperangkap didalamnya.
Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan elastisitas pada paru-paru ini.
Gejala emfisema:
-
Sesak napas dalam waktu lama dan tidak dapat disembuhkan dengan obat pelega yang biasa digunakan penderita sesak napas.
-
Nafsu makan yang menurun dan berat badan yang menurun juga biasa dialami penderita emfisema.
Pencegahan
dan solusi: Menghindari asap rokok adalah langkah terbaik untuk
mencegah penyakit ini. Berhenti merokok juga sangat penting.
7.10. Asma
Jenis-jenis
penyakit paru-paru lainnya adalah Asma. Asma merupakan penyakit radang
paru-paru yang menimbulkan serangan sesak napas dan mengi yang berulang.
Asma merupakan salah satu kelainan paru-paru paling banyak dan
bervariasi, menyerang satu dari empat anak di beberapa daerah.
Otot
dinding saluran udara berkontraksi seperti kejang, menyebabkan saluran
udara menyempit, sehingga terjadi serangan sesak napas. Penyempitan
diperburuk oleh sekresi lendir yang berlebihan. Sebagian besar kasus
terjadi di masa kanak-kanak dan biasanya berkaitan dengan penyakit yang
didasari oleh alergi seperti eksema dan keduanya mempunyai faktor
penyakit turunan.
7.11. Penyakit Paru-Paru Obstruktif Kronis
Penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK) mempunyai karakteristik keterbatasan
jalan napas yang tidak sepenuhnya reversibel. PPOK adalah kelainan
jangka panjang di mana terjadi kerusakan jaringan paru-paru secara
progresif dengan sesak napas yang semakin berat. PPOK terutama meliputi
bronkitis kronis dan emfisema, dua kelainan yang biasanya terjadi
bersamaan.
7.12. Bronkhitis
Bronkitis adalah suatu peradangan pada bronkus (saluran udara ke paru-paru).
Penyakit
ini biasanya bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna,
tetapi pada penderita yang memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit
jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut, bronkitis bisa
bersifat serius. Serangan bronkitis berulang bisa terjadi pada perokok
dan penderita penyakit paru-paru dan saluran pernafasan menahun.
7.13. Bronkitis Kronis
Peradangan
kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh rokok. Jarang
sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis kronis. Pada
bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru,
meradang, membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau,
infeksi berulang, atau paparan lama terhadap zat polutan. Saluran udara
yang meradang mulai menghasilkan dahak berlebihan, awalnya menyebabkan
batuk mengganggu di waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang
tahun.
7.14. Emfisema
Emfisema
adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan kerusakan
pada kantung udara (alveoli) di paru-paru. Akibatnya, tubuh tidak
mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit
bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesak napas. Penyebab
paling umum adalah merokok.
7.15. Penyakit Paru Akibat Kerja
Asbestosis,
silikosis, dan pneumokoniosis disebabkan oleh menghirup partikel yang
mengiritasi dan membuat peradangan jaringan paru-paru, mengarah ke
timbulnya fibrosis. Orang yang berisiko tinggi menderita penyakit
paru-paru akibat pekerjaan, adalah para pekerja yang terpapar partikel
beracun selama bertahun-tahun, misalnya para pekerja tambang.
Pada
penyakit paru-paru akibat kerja, terdapat penebalan perlahan (fibrosis)
jaringan paru-paru, yang akhirnya menimbulkan pembentukan jaringan
parut ireversibel.
7.16. Silikosis
Silikosis
adalah salah satu penyakit paru akibat lingkungan kerja. Penyakit ini
merupakan suatu pneumokoniosis yang disebabkan oleh inhalasi
partikel-partikel kristal silika bebas.
Silika
adalah sejenis bahan yang banyak digunakan dalam bangunan dan
perusahaan konstruksi. Silika dalam bentuk padat tidak berbahaya, tetapi
bentuk butiran debu sangat tidak baik untuk paru-paru. Yang termasuk
silika bebas adalah kuarsa, tridimit, dan kristobalit.
7.17. Asbestosis
Asbestosis
adalah penyakit paru yang disebabkan banyaknya zat asbes yang terhirup
paru-paru, sehingga menyebabkan kerusakan berat. Pada beberapa kasus
asbestosis, bisa menjadi penyebab timbulnya penyakit kanker paru-paru.
Kanker paru-paru sendiri adalah keberadaan tumor ganas di paru-paru.
Kanker paru-paru adalah kanker paling umum di dunia dan lebih dari satu
juta kasus baru ditemukan setiap tahun.
7.18. Kanker paru-paru
Penyakit
pada paru-paru lainnya yang sangat berbahaya adalah penyakit kanker
paru-paru. Kanker paru-paru ialah keberadaan tumor ganas pada paru-paru.
Kanker paru-paru termasuk kanker yang paling umum di dunia dan lebih
dari satu juta kasus baru ditemukan setiap tahun. Penyebab paling sering
pada penyakit kanker paru-paru yang ditemukan hampir 90 persen dari
seluruh kasus adalah rokok. Banyaknya zat iritan yang terhirup saat
bernapas memicu pertumbuhan sel abnormal di dalam paru-paru, dan rokok
mengandung ribuan zat karsinogen atau zat penyebab kanker.
Dalam
kasus yang sangat jarang, kanker paru-paru disebabkan oleh asbes, zat
kimia beracun, atau gas radioaktif radon. Seperti penyakit kanker
lainnya, kanker paru-paru pun dapat dipicu oleh keberadaan faktor
genetik dan penerapan gaya hidup yang tidak sehat, yang umumnya seperti
merokok dan terlalu banyak minum-minuman alkohol, serta kurangnya
berolahraga.
Gejala
awal kanker paru-paru tidak spesifik. Namun, umumnya batuk yang
terus-menerus yang merupakan gejala paling awal penyakit kanker
paru-paru. Karena kebanyakan orang yang menderita kanker paru-paru
adalah perokok, maka biasa disebut “batuk perokok”. Gejala lain berupa
batuk berdarah, mengi, berat badan turun, suara serak yang terus
menerus, dan nyeri dada.
7.19. Influenza
Influenza atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
influenza. Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si
penderita. Penyakit ini tidak hanya menyerang manusia, burung, dan
binatang mamalia seperti babi dan orang utan juga dapat terserang flu.
Pada
manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan,
sakit kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu
serta rasa tidak enak badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa
juga dapat menyebabkan terjadinya pneumonia, yang dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut.
Masa
penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari
sejak kontak dengan hewan atau orang yang influensa.
Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.